Rednews.info, Indramayu – Proyek rehabilitasi pintu air di Blok Sajem, Desa Pondoh, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, tengah menjadi sorotan Pemerintah desa dan warga setempat.
Pasalnya, rehabilitasi tersebut dari Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian kabupaten Indramayu, yang dikerjakan oleh penyedia jasa CV. Arjuna Panca Perkasa, dengan menelan anggaran Rp. 31.177.500,00, dari sumber dana APBD Kabupaten Indramayu tahun 2025, diduga kuat sarat penyimpangan, mulai dari dikerjakan asal-asalan hingga kualitas pengerjaan yang diragukan.
Dari hasil pantauan di lokasi, tidak adanya mandor bangunan dan pelaksana proyek, sehingga muncul tanda tanya besar.
Pengerjaan rehabilitasi juga tampak dikerjakan secara manual tanpa menggunakan mesin molen, yang berdampak pada hasil pengolahan adukan semen dan pasir yang tidak merata dan tidak sempurna.
"Tidak tahu pak.. Saya mah orang kerja bukan mandor, kalau mandor datangnya tidak menentu, kalau sampean butuh informasi mangga hubungi Raksa Bumi saja" Ujar salah satu pekerja proyek tersebut. Jum'at (16/9/2025).
Saat tim media rednews.info konfirmasi ke Daspin selaku Raksa Bumi di Pemdes Pondoh, namun yang bersangkutan mengelaknya, "kok ke saya mas..??? saya tidak tahu menau masalah proyek Rehabilitasi tersebut, minta izin pun mereka belum pernah ke kami atau ke pak Kuwu nya. " Ungkap Daspin.
Masih lanjut bersama Daspin (Raksa Bumi Pondoh), menurutnya banyak kejanggalan dan kesalahan dalam pembangunannya, seperti pondasi tempat Dam (pintu air) yang menyempit dengan aliran sungai, sehingga otomatis harus dibongkar ulang.
"Begitu kalau tidak koordinasi dulu dengan pemerintah desa setempat, hasilnya pun tidak akan benar, apa lagi saya kesinggungnya kepada pihak proyek tersebut, kenapa setiap ada wartawan yang mau konfirmasi kok diharakan ke saya. " Jelas Daspin.
Menurut warga setempat yang tidak mau namanya dipublikasikan, “Kami melihat kualitas bangunannya sangat rendah, bahkan saya pastikan kalau dikerjakannya begini kualitasnya pun tidak akan awet bertahan” terangnya.
Warga menduga pekerjaan ini dilakukan seenaknya oknum kontraktor nakal, bahkan terindikasi memperkaya diri dan golongan.
“Kalau dibiarkan seperti ini, jelas hanya merugikan petani karena nanti air yang mengalir kesawahnya tidak akan lancar. Kami minta dinas terkait dalam hal ini Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian segera turun tangan, periksa proyek tersebut!” tambah warga lainnya.
Pembangunan proyek ini menjadi contoh buruk pengelolaan infrastruktur yang seharusnya membantu masyarakat dan petani, namun malah menimbulkan polemik dikemudian hari.
Masyarakat berharap pihak berwenang segera mengambil langkah tegas agar tidak ada lagi penyimpangan dalam pelaksanaan proyek lainnya. Pungkasnya.
Reporter: c.tisna
Editor : c.tisna


Tidak ada komentar:
Posting Komentar